Selamat Datang Di Blog Kepolisian Sektor Bantaeng , Polres Bantaeng, Polda Sulawesi Selatan

Senin, 13 Oktober 2008

Tokek dapat menyembuhkan AIDS ?????


AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sampai saat ini, para ilmuwan di berbagai negara terutama negara berteknologi maju belum berhasil menciptakan obat penyembuh AIDS. Yang dihasilkan hanya sebatas obat yang memperlambat penyebaran virus atau dikenal dengan nama Anti Retro Viral (ARV).

Karena obat ARV tersebut tidak bisa menyembuhkan AIDS, tentu saja hasilnya kurang memuaskan. Pasalnya, para pengidap HIV positif sangat bergantung pada obat ARV guna memperlambat munculnya berbagai gejala penyakit (AIDS).

Di tengah besarnya harapan para pengidap HIV positif terhadap obat yang dapat menyembuhkannya, berbagai kabar burung seputar obat penyembuh AIDS berkembang di masyarakat.

Saat ini, beredar pula cerita dari mulut ke mulut tentang khasiat tokek yang dapat menyembuhkan AIDS. Entah dari mana asalnya cerita tersebut, yang jelas dampaknya membuat harga tokek melambung hingga mencapai jutaan rupiah.

Semula, binatang melata ini diyakini dapat menyembuhkan penyakit kulit, tipes, asma dan bisa sebagai obat awet muda. Harga tokek tersebut hanya Rp100 sampai Rp200 ribu per ekor.

Ketika berkembang mitos bahwa tokek dapat menyembuhkan AIDS, spontan harganya melonjak menjadi Rp2,5 juta per ons. Masyarakat Kota Medan pun berlomba-lomba untuk memburu tokek.

Seorang warga Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun mengakui banyak masyarakat mulai berburu tokek untuk dijual. "Menurut cerita orang, tokek bisa menyembuhkan AIDS. Harganya bisa mencapai Rp3 juta per ekor," ujarnya.

Pengobatan tradisional
Di tempat sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Medan dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD-KPTI berpendapat, belum ada dasar penelitian yang menunjukkan bahwa tokek bisa menyembuhkan AIDS.

Tapi, jika ada pasien AIDS yang bisa sembuh karena minum atau makan daging tokek tersebut, mungkin ini bisa dijadikan rekomendasi atau pilihan lain sebagai obat yang berkhasiat. "Jika memang benar bisa menyembuhkan, kita bisa beri surat izinnya dan sebagai rujukan bagi pasien AIDS," ujarnya.

Menurut Umar Zein, umumnya masyarakat Indonesia cenderung mempercayai pengobatan secara tradisional yang menggunakan obat berasal dari tumbuhan, bebatuan dan hewan meski belum dilakukan pengujian dan dibuktikan oleh penelitian kesehatan.

"Sistem pengobatan d Indonesia masih menjalankan pengobatan secara tradisional, walau belum ada pembuktiannya melalui penelitian. Memang ini sudah lama ada dan menjadi tradisi turun menurun," kata Umar Zein kepada wartawan di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu, menanggapi banyaknya bisnis penjualan hewan tokek yang dipercaya bisa menyembuhkan AIDS.

Umar Zein menjelaskan, pengobatan tradisional menggunakan tumbuh-tumbuhan sudah banyak diteliti dan hasilnya memang berkhasiat. Bahkan sekitar 90 jenis tanaman sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dinyatakan boleh dikonsumsi.

Sedangkan untuk pengobatan tradisional yang menggunakan unsur hewan, hingga saat ini belum ada penelitiannya baik khasiat maupun efek samping yang ditimbulkannya. Namun masih banyak masyarakat yang memanfaatkan beberapa jenis hewan karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

"Nenek moyang kita memang pernah merasakan khasiatnya, seperti cacing yang digonseng katanya dapat menyembuhkan asma. Tradisi ini berkembang dari mulut ke mulut hingga tersebar dan dipercaya oleh masyarakat. Tapi kita kan belum tahu apakah ada efek sampingnya kelak, ini lah yang harus diuji dulu," jelasnya.

Di Sumut sudah ada Sentra Pengembangan Penelitian pengobatan Tradisional (SP3T). Namun, saat ini belum ada melakukan penelitian terhadap pengobatan yang menggunakan hewan. "Kita harapkan mereka segera melakukan penelitian terhadap hewan yang dijadikan untuk pengobatan, agar khasiat dan efek sampingnya diketahui masyarakat," demikian Umar Zein.(put)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar